Loading...
Siantar, SiantarOnline24Jam - Peringatan hari jadi ke-141 Kota Siantar yang jatuh pada Selasa (24/4) menuai berbagi kecaman dan protes dari kalangan masyarakat Siantar. Selain dinilai tak peka terhadap kondisi sosialmasyarakat kota siantar saat ini, pemerintah kota siantar juga dituding telah merusak nilai nilai dan tatanan budaya di kota siantar.
Pada acara puncak perayan HUT kota Siantar yang berlangsung di Lapangan H. Adam Malik, Pematang Siantar, Walikota Siantar Hulman Sitorus, SE dan wakil walikota Drs. Koni Ismail sebagai pemerintah kota tidak menyampaikan kata sambutan.
Sementa kesempatan untuk menyampaikan kata sambutan diguinakannya untuk bernyanyi dan berjoget, Hal yang sama juga dilakukan oleh wakil walikota.
Beberapa warga masyarakat Kota Siantar yang datang ke perhelatan ini menggerutu, sebab Walikota dan wakil walikota yang tak berlatar belakang suku Simalungun tak sedikitpun menampilkan Simbol maupun logo yang menampilkan ikon Simalungun terlihat di panggung. Bahkan Lambang Pemko Siantar yang katanya Sapangambei Manoktok Hitei pun tak ada terlihat.
Sementara penampilan Artis ibu kota yang hadir di acara tersebut juga dinilai tidak menjunjung nilai-nilai budaya dan moral. Dimana dalam penampilannya Artis yang tampil menunjukkan sikap seronok ,padfahal dibarisan depan tepatnya dibalik pagar panggung berjejer anak anak usia sekolah yang menyaksikan.
Armaya Siregar, Ketua Dewan Pendidikan Kota Siantar menilai Hal tyersebut sangatlah tidak layak di pertontonkan di depan publik. Ditambah lagi banyaknya anak anak yang datang menyaksikan acara tersebut. Armaya berharap agar hal tersebut tak lagi terulang di kemudian hari.
Ditambahkan Armaya Perayaan HUT Siantar tersebut malah mengganggu anak Sekolah yang saat ini sedang mengikuti UN. Dikatakan Armaya seharusnya perayaan tersebut dilangsungkan pada malam minggu. Karena menurut penelusurtannya anak sekolah yang Esok harinya mengikuti UN malah ada yang ikut menonton disana.
Hal senada Juga Disampaikan Muslimin Akbar, Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Siantar Sitala Sari kejadian tersebut sangat manyedihkan, dimana anak anak tersebut tidaklah layak dilihat anak anak, “Saya rasa agama mana pun tidak membenarkan hal tersebut, dan ini tidak lagi menjunjung nilai nilai moral dan budaya”, tegasnya.
Ditambahkan muslimin MUI siantar Sitalasari dalam hal ini sangat kecewa dan akan membuat satucatatan khusus terhadap Pemko Siantar. Sementara Pihak Pemko masih enggan memberi komentar terkait kekecewaan masyarakat tersebut.
BONUS :
loading...
Like This yoo...
BalasHapuslike thisss,,,
BalasHapushttp://ichalrakot.blogspot.com/2013/09/pengobatan-tradisonal-penyakit-kanker.html
untung masih pakai celana dalam.
BalasHapushttp://188bet-sportsbook.blogspot.com